Thursday, May 6, 2010

Manusia Roda

Apabila seseorang menyebut perkataan roda,apakah yang sering terbayang di benak fikiran shbt2 semua? Apakah perinsip yang tersurat dan tersirat di sebalik benda yang bernama roda ini?

Mungkin ada sebahagian daripada kita yang membayangkan roda sebagai suatu benda yang berpusing yang akan membentuk satu proses kitaran. Mungkin ada juga yang menilainya berdasarkan perinsip roda tersebut iaitu sekejap di atas dan sekejap di bawah..

Sahabat2ku…………..

Allah SWT selalu menciptakan sesuatu perkara secara bertahap atau berperingkat,iaitu dengan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Cuba kita perhatikan pada kejadian tumbuh-tumbuhan di alam ini. Dimulai dari biji benih,kemudian timbul tunas,batang,daun dan seterusnya,sampai akhirnya berbunga atau berbuah bukan?

Demikian juga dengan kejadian manusia. Manusia diciptakan tidak langsung menjadi dewasa. Tetapi melalui proses yang bermula dari bentuk air,lalu menjadi janin,kemudian menjadi bayi, lalu menjadi anak-anak,dan akhirnya menjadi dewasa.

Sebagai rujukan bersama,kita boleh menyemak hal ini di dalam Al-Quran dalam surah Al-Hajj ayat 5 yang bermaksud : “Hai manusia,jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim,apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,kemudian (dengan beransur-ansur) kamu sampailah kepada kedewasaan,dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

Namun begitu,baik atau buruknya kualitas manusia ataupun tumbuhan setelah dewasa nanti sangat ditentukan oleh proses pemeliharaan atau bekal yang diterimanya dari sejak awal atau kecil. Sebagai contoh,kualitas manusia di dunia,ditentukan sejak mulai berada dalam perut ibunya. Si calon ibu ini memakan makanan yang bergizi agar kelak bayinya menjadi sihat dan sempurna. Kemudian bayi ini diberinya makanan yang baik serta dilindungi keamanannya supaya menjadi anak yang sihat. Selanjutnya,anak ini dilengkapi dengan gizi dan bekal pendidikan yang cukup,disekolahkan yang tinggi,sehingga pada akhirnya dia menjadi orang yang berjaya dan berguna.Tumbuhan juga demikian. Pemeliharaannya dari sejak kecil -diberi baja yang berkualiti,disiram setiap hari dan dilindungi dengan anti hama akan menentukan kualitas tumbuhan itu pada saat ia berbunga atau berbuah.Demikian pulalah kiranya Allah menjadikan keberadaan manusia di akhirat. Kualitas manusia di akhirat nanti akan ditentukan setelah dia melalui proses ujian demi ujian terhadap ketaatannya kepada Allah selama hidupnya di dunia. Justeru,kualitas manusia di akhirat nanti tergantung pada keberhasilan manusia sendiri dalam mengatasi ujian-ujian yang dihadapi,apakah mampu selalu taat mengikuti perintah2-Nya,atau membangkang sebagaimana yang dilakukan iblis ketika diperintahkan sujud kepada Adam.

“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,nescaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai2,sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang menderhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan2-Nya, nescaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang dia kekal di dalamnya,dan baginya siksa yang menghinakan.” (An-Nisaa’: 13-14)

Allah menciptakan syurga dan neraka,yang kelak akan diisi oleh manusia. Di mana nanti kita berada -syurga atau neraka- akan ditentukan melalui proses persaingan yang panjang selama hidup di dunia,iaitu persaingan dalam mengumpulkan pahala dan mencari keredhaan Allah. Persaingan ini berakhir pada waktu kita mati,kerana tidak ada kesempatan pengumpulan pahala lagi setelah kita mati.

Seseorang yang berhasil mengumpulkan pahala yang banyak,tempatnya kelak adalah di syurga. Sedangkan bagi yang lalai,tidak diragukan lagi,dia akan berada di tempat sebaliknya,iaitu neraka. Jadi,syurga adalah merupakan puncak hadiah yang akan diraih oleh manusia. Untuk mendapatkan hadiah puncak ini tentu saja tidaklah mudah,diperlukan perjuangan yang sungguh2 kerana Allah akan terus-menerus menguji kesungguhan kita dalam mematuhi “aturan main” yang dibuat-Nya.Menurut Imam Ghazali,kelak semua manusia akan melintasi jambatan yang di bawahnya terdapat neraka. Jambatan ini dikenal dengan sebutan shirathal-mustaqim. Kelak bakal ada yang melintasinya secepat kilat,ada juga yang berlalu seperti sekencang larinya kuda,dan ada pula yang secepat terbangnya burung. Namun di samping itu,ada juga yang berjalan biasa atau yang merangkak hingga hangus menjadi arang. Bahkan ada yang tersangkut sehingga terjatuh ke dalam neraka. Perbezaan cara ini disebabkan perbezaan sikap hidup manusia selama di dunia,iaitu apakah selalu taat atau sering membangkang pada aturan main-Nya. Shirathal-mustaqim bukanlah jambatan seperti di dunia yang dapat ditempuh dengan kekuatan fizikal atau kaki,tetapi jambatan ini hanya dapat diseberangi dengan kekuatan hati. Hati yang selalu membangkang ibarat sepasang kaki yang lumpuh (pincang),sedangkan hati yang selalu taat pada aturan main-Nya ibarat sepasang kaki seorang pelari pecut.

Renung2kan dan fikir2kan……

Wallahu a’lam

0 comments:

Post a Comment

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template